Perjalanan Menuju Negeri Oz

on Tuesday, March 19, 2013
Hari ini abis nonton OZ di Hermes Place Polonia. Iya aku tau aku orang terakhir yang nonton itu. Dan alhamdulillah aku nontonnya yang 3D, yah enggak butut butut amat lah.

Aku nonton sama temenku, tingginya enggak lebih tinggi dari tinggi adik aku. Kami bukan homo, walaupun dia sering aku jorokin ke tanah karna ngegempet terus sama aku.

Amit amit.

Dan walaupun temenku ini tingginya enggak lebih tinggi dari tinggi adik aku, tetep aja dia pengendara kereta yang lebih baik daripada aku. Iya aku tau aku enggak jago naik kereta. Efek trauma. Berikut penampakannya:

Dia yang ditengah, dua lagi jambret

Aku enggak ada disitu, aku dengan rendah hati enggak mau difoto, takut kegantengan aku menyebar, tapi akhirnya kecolongan juga, ini nih hasilnya:


Adam G. Sevani versi Indonesia

Sesuai dugaanku, disana kami disangkain maho. Lebih parahnya aku disangkain pedofil, untuk ngehindarin tuduhan tadi aku terpaksa mukul mukulin si Surya, biar disangkain cowok tulen, bukan artinya aku memang maho, tapi supaya orang orang disana mikirnya kami enggak maho, bukan artinya aku maho beneran, tapi supaya.... ah sudahlah.

Ohiya temenku tadi namanya Surya, bukan karna gaktau nama lengkapnya, memang namanya "Surya" aja. Buah memang jatuh enggak jauh dari pohonnya, nama memang enggak jauh dari orangnya. Surya, namanya pendek, orangnya juga pendek, otaknya juga pendek, aku berani taruhan kalo alat kelaminnya pasti juga pendek, mari kita berdoa agar umurnya tidak pendek.

Udah mau masuk studio, kami masih sempat foto foto tiket, niatnya mau pamer, malah dibilang alay. Najis.

2 tiket, duduk bersebelahan, atas dasar persahabatan, bukan percintasesamaan

Kami masuk studio, aku duduk Surya juga duduk, aku main HP surya juga main HP, aku nguap dia juga nguap, aku benerin selangkangan dia enggak ikutan, mungkin dia enggak punya. Studio waktu itu sepi, harapanku untuk kenalan sama K4 (Kakak-Kakak Kacamata Kece) sirna pada waktu itu, 5 menit kemudian harapan itu berganti jadi penyesalan, para K4 duduk tepat dibelakang kami, aku merasa gagal sebagai cowok yang hoki dalam memilih tempat duduk.


Film dimulai. Barisan kami kosong. Sekali lagi kami disangkain maho.

Oz memang salah satu film terkeren yang pernah aku tonton, efek 3Dnya keren, sepanjang pemutaran film aku terus terusan goyangin kepala ngindaran efek 3D, efeknya bikin terkejut, kurang ajar sekali itu film Oz. Kalo distudio ada lomba tari saman, pasti kami yang menang. Cewek dibelakang kami ketawa terus, enggak tau ngetawain filmnya atau kami, tapi kebanyakan ketawa sewaktu kami terkejut, mungkin mereka pikir kami itu dua cowok maho lemah yang lebih gampang terkejut dibandingkan cewek. Memang bener sih.

Selain efek 3Dnya, yang bikin aku nyaman nonton film ini adalah pameran "Theodora" yaitu "Mila Kunis". Selama pemutaran film aku juga jadi enggak fokus karna ngeliatin Mila Kunis. "Kengan" (Kepala Selangkangan)-ku, disetiap scene yang ada Mila Kunisnya selalu berontak pengen keluar dari celana terus langsung masuk kedalam film. Iya aku tau Mila Kunis memang seksi. Terlebih lagi waktu adegan Mila Kunis ciuman dengan James Franco (pemeran Oz dalam film tersebut). Selangkanganku rasanya mau terbang. Sayangnya Mila Kunis harus berubah jadi penyihir jahat dipertengahan film. Enggak seksi asik lagi.

Selain itu juga banyak diselipkan unsur unsur komedi di film ini, pameran Oz disini adalah seorang penipu, egois, tengik, tamak, gakpunya hati, playboy, gak bisa berenang pula.

Najis. Agak mirip kayak aku sih.

Selain itu karakter finley disini juga kocak. Sama seperti Surya, Finley disini selalu seperti orang yang perlu dikasihani, cocok jadi pengemis. Setiap scene Finley, Surya langsung minta peluk, aku langsung pindah bangku. Alhamdulillah dia enggak gitu hari ini, alhamdulillah dia ingat sama kecintasesamaannya kejantanannya. Berikut penampakan Finley:

Jomblo ya mas?

Enggak sia sia aku beli tiket yang lumayan mahal murah itu. Selama 2 jam alhamdulillah aku enggak ngantuk, alhamdulillah aku juga enggak kekamar mandi. Bukan apa, aku takut disangkain ngompol garagara efek 3D sama K4 yang dibelakang. Dan Surya tentu saja minta bayarin.

Kami akhirnya pulang, para K4 ngeliatin, aku langsung geer, ternyata resletingku kebuka. Aku malu setengah mati dan.... aku pura pura mati. Dan akhirnya aku sampe parkiran dengan selamat. Selamat tinggal K4. Selamat tinggal juga Mila Kunis.

0 comments:

Post a Comment