Ryan Sendok

on Saturday, March 30, 2013
Sebelumnya aku pernah cerita tentang Surya yang tingginya enggak lebih tinggi dari tinggi adik aku. Nah adik aku ini lebih absurb lagi, namanya Ryan. Nama lengkapnya Rahadian Kresna Pranajaya, padahal aku akan lebih bahagia lagi kalau tadinya namanya Rahayu Kresna Pranajaya. Lebih cocok gitu, soalnya dia ada sedikit kelainan, enggak jauh jauh dari homo sih.

Dia sering ngeliatin foto foto cowok, setiap aku tunjukin foto cewek dia langsung nolak. Setiap aku tunjukin foto porno juga dia enggak selera, kecuali yang ada lakilakinya, dia agak terangsang. "Kengan" dia juga enggak lebih panjang dari jari kelingking aku. Sampai saat ini Ryan belum menemukan jati diri dia itu apa. Pernah dia gantung gantung dipohon karna mungkin dia pikir dia salah satu dari bangsa monyet. Pernah dia nyelip dikolong tempat tidur karna dia pikir dia salah satu dari bangsa tikus.


Hina sekali.


Tapi alhamdulillah dia sekarang udah merasa dirinya manusia..... manusia homo setidaknya.


Dan dia juga dipanggil sendok, kalo yang ini aku tau alasannya, dia dipanggil sendok karna waktu itu dia bawa bawa sendok ke KFC. Absurb sih, memangnya disana gakada sendok apa  -,- mungkin kalo umurnya lebih tua sedikit dia bakalan bawa panci.


Aneh.


Kemarin Ryan abis berimajinasi, kalo kepalanya kebentur dia memang suka berimajinasi. Kemarin dia berimajinasi lagi berantem sama Big Show, dia langsung ngomong ngomong sendiri.



Show, kalo kalah beliin aku es krim, kalo menang beliin aku coklat ya

Pintar.

Sebelumnya ada juga dialog dialog absurb kayak "Show, kalo mau berantem pake rok mini aja, kan lebih sopan". Aku juga enggak ngerti kenapa dia bisa berimajinasi setinggi itu, mungkin kali ini kepalanya kebentur di wastafel.

Setelah enggak berapa lama ngomong ngomong sendiri, pertandingan pun dimulai. Dan Ryanpun langsung main curang.


Doain aku bang

Iya dek.

Aku gak kebayang bakal jadi apa Big Show diimajinasi dia kalo senjatanya kayak gitu. Mungkin diimjinasi dia Big Show bakalan berlumuran darah dan dicincang habis. Yah tapi hidup gak akan bisa sama seperti yang kita harapkan. Bener aja, bahkan diimajinasinya sendiri dia dikalahkan sama senjatanya sendiri.

Makeknya gimana sih bang?

Idiot.

Setelah sekian lama salah menggunakan senjata, akhirnya dia bisa menggunakannya dengan benar. Sekarang dia mulai menyiksa Big Show.

Dia dari atas! Awaaas!

Karena Big Show tadi menyerangnya dari atas, Ryan jadi iri. Dia juga ingin menyerang dari atas, akhirnya Ryan memutuskan untuk naik ke atas.

Aku naik haji dulu Show

Enggak tanggung tanggung, dia langsung lompat ke bawah, hasilnya jadi begini.

Kamu empuk ya Show

Karena belum merasa puas, Ryan ingin menghabisi Big Show lagi. Dia berencana menggunakan senjata yang tadi.

Yang ngelem tangganya siapa bang?

Karena enggak kuat narik tangga yang tadi dipakainya buat dijadiin senjata. Ryan pun menyerah.

Pura pura mati

Absurb.

Enggak tau kenapa malah jadi begini.

Autis

Sadis.

Dan akhirnya dia malah ngakhiri imajinasinya dengan melakukan ini.

Isi tenaga

Enggak bisa komentar apa apa.

Malam itu berakhir panjang. Akhirnya Ryan kelelahan dan tidur.... dengan masukin kepala ke kolong tempat tidur. Enggak heran juga, biasanya juga dia sering tidur dilesehan kok.

Aku ngomong sama Ryan kalo aku bakalan masukin dia ke blog aku, dia langsung minta yang aneh. Dia minta dimasukin diceritain kehebatan dia, dia minta dimasukin foto foto dia yang keren, dia minta aku nipuin pembaca kalo pacar dia selena gomez. Yang terakhir gakbisa aku penuhi.

Aku ini orangnya nepatin janji, jadi aku bakalan masukin foto foto Ryan yang keren keren.

Ini masih polos


Ini mulai aneh


Ryan hampir kehilangan jati dirinya


Ryan telah kehilangan jati dirinya


Yah jadi itulah kelainan dari adik aku yang tadi aku bilang. Kalian bisa lihat sendiri.

Perjalanan Menuju Negeri Oz

on Tuesday, March 19, 2013
Hari ini abis nonton OZ di Hermes Place Polonia. Iya aku tau aku orang terakhir yang nonton itu. Dan alhamdulillah aku nontonnya yang 3D, yah enggak butut butut amat lah.

Aku nonton sama temenku, tingginya enggak lebih tinggi dari tinggi adik aku. Kami bukan homo, walaupun dia sering aku jorokin ke tanah karna ngegempet terus sama aku.

Amit amit.

Dan walaupun temenku ini tingginya enggak lebih tinggi dari tinggi adik aku, tetep aja dia pengendara kereta yang lebih baik daripada aku. Iya aku tau aku enggak jago naik kereta. Efek trauma. Berikut penampakannya:

Dia yang ditengah, dua lagi jambret

Aku enggak ada disitu, aku dengan rendah hati enggak mau difoto, takut kegantengan aku menyebar, tapi akhirnya kecolongan juga, ini nih hasilnya:


Adam G. Sevani versi Indonesia

Sesuai dugaanku, disana kami disangkain maho. Lebih parahnya aku disangkain pedofil, untuk ngehindarin tuduhan tadi aku terpaksa mukul mukulin si Surya, biar disangkain cowok tulen, bukan artinya aku memang maho, tapi supaya orang orang disana mikirnya kami enggak maho, bukan artinya aku maho beneran, tapi supaya.... ah sudahlah.

Ohiya temenku tadi namanya Surya, bukan karna gaktau nama lengkapnya, memang namanya "Surya" aja. Buah memang jatuh enggak jauh dari pohonnya, nama memang enggak jauh dari orangnya. Surya, namanya pendek, orangnya juga pendek, otaknya juga pendek, aku berani taruhan kalo alat kelaminnya pasti juga pendek, mari kita berdoa agar umurnya tidak pendek.

Udah mau masuk studio, kami masih sempat foto foto tiket, niatnya mau pamer, malah dibilang alay. Najis.

2 tiket, duduk bersebelahan, atas dasar persahabatan, bukan percintasesamaan

Kami masuk studio, aku duduk Surya juga duduk, aku main HP surya juga main HP, aku nguap dia juga nguap, aku benerin selangkangan dia enggak ikutan, mungkin dia enggak punya. Studio waktu itu sepi, harapanku untuk kenalan sama K4 (Kakak-Kakak Kacamata Kece) sirna pada waktu itu, 5 menit kemudian harapan itu berganti jadi penyesalan, para K4 duduk tepat dibelakang kami, aku merasa gagal sebagai cowok yang hoki dalam memilih tempat duduk.


Film dimulai. Barisan kami kosong. Sekali lagi kami disangkain maho.

Oz memang salah satu film terkeren yang pernah aku tonton, efek 3Dnya keren, sepanjang pemutaran film aku terus terusan goyangin kepala ngindaran efek 3D, efeknya bikin terkejut, kurang ajar sekali itu film Oz. Kalo distudio ada lomba tari saman, pasti kami yang menang. Cewek dibelakang kami ketawa terus, enggak tau ngetawain filmnya atau kami, tapi kebanyakan ketawa sewaktu kami terkejut, mungkin mereka pikir kami itu dua cowok maho lemah yang lebih gampang terkejut dibandingkan cewek. Memang bener sih.

Selain efek 3Dnya, yang bikin aku nyaman nonton film ini adalah pameran "Theodora" yaitu "Mila Kunis". Selama pemutaran film aku juga jadi enggak fokus karna ngeliatin Mila Kunis. "Kengan" (Kepala Selangkangan)-ku, disetiap scene yang ada Mila Kunisnya selalu berontak pengen keluar dari celana terus langsung masuk kedalam film. Iya aku tau Mila Kunis memang seksi. Terlebih lagi waktu adegan Mila Kunis ciuman dengan James Franco (pemeran Oz dalam film tersebut). Selangkanganku rasanya mau terbang. Sayangnya Mila Kunis harus berubah jadi penyihir jahat dipertengahan film. Enggak seksi asik lagi.

Selain itu juga banyak diselipkan unsur unsur komedi di film ini, pameran Oz disini adalah seorang penipu, egois, tengik, tamak, gakpunya hati, playboy, gak bisa berenang pula.

Najis. Agak mirip kayak aku sih.

Selain itu karakter finley disini juga kocak. Sama seperti Surya, Finley disini selalu seperti orang yang perlu dikasihani, cocok jadi pengemis. Setiap scene Finley, Surya langsung minta peluk, aku langsung pindah bangku. Alhamdulillah dia enggak gitu hari ini, alhamdulillah dia ingat sama kecintasesamaannya kejantanannya. Berikut penampakan Finley:

Jomblo ya mas?

Enggak sia sia aku beli tiket yang lumayan mahal murah itu. Selama 2 jam alhamdulillah aku enggak ngantuk, alhamdulillah aku juga enggak kekamar mandi. Bukan apa, aku takut disangkain ngompol garagara efek 3D sama K4 yang dibelakang. Dan Surya tentu saja minta bayarin.

Kami akhirnya pulang, para K4 ngeliatin, aku langsung geer, ternyata resletingku kebuka. Aku malu setengah mati dan.... aku pura pura mati. Dan akhirnya aku sampe parkiran dengan selamat. Selamat tinggal K4. Selamat tinggal juga Mila Kunis.

Separuh Aku Bukan Anak Kos

on Sunday, March 17, 2013
Belakangan ini aku hidup 3 batang kara karna ditinggal orangtua ke Pekanbaru, belakangan ini aku juga mulai menggunakan kembali bahasa "aku-kamu-dia-kita-kalian-mereka". Iya aku tau aku labil. Ini semua karna aku telah dipaksa menemukan jati diri. Setelah kemarin habis digebukin lalu ditelanjangin lalu diarak lalu dipaksa jadi teroris sama anak komplek sebelah gara-gara ngomong "gue-lo-sumpeh lo-ih gak banget deh".

Fantasi.

Selama seminggu aku terpaksa harus jadi pembantu rumah tangga. Aku terpaksa harus pake baju pemain bola posisi gelandangan bertahan hidup, aku harus nyapu, nyuci baju, nyuci piring, ngepel, sambil ngomong 'TUAN MAKANANKU TUAN! BERI AKU MAKANAN!' terus dilemparin makanan gitu udah kayak hewan peliharaan.

Hina Sekali.

Puncak kesengsaraanku adalah saat aku harus memasak sarapan. Lauk untuk makan siang dan malam tidak jadi masalah karna keluarga kami langganan rantangan. Masalahnya adalah  sarapan. Ini akan menjadi masalah yang sangat serius untuk anak yang seluruh-tenaganya-habis-dipagi hari-hanya-untuk-bangun-dari-tempat-tidur. Kalian semua tahu kalau bangun dari tempat tidur itu menguras banyak tenaga. Kita harus membuka mata yang rasanya beratnya melebihi berat mama lauren, kita harus nguap sambil nahan napas karna kita pasti tahu kalau bau mulut ketika baru bangun tidur itu melebihi bau orang kentut yang kentutnya aja lagi kentut, kita juga harus ngulet yang juga ngebuat badan jadi lemas, kita harus melepaskan kepala dari gaya gravitasi bantal yang saat kita baru bangun tidur memiliki kekuatan dari seluruh alam semesta, dan terkadang kita juga harus senam lantai dulu sebelum benar-benar turun dari kasur. Melihat semua fakta fakta ini aku jadi tahu kalau "4 sehat 5 sempurna" enggak akan berarti apa-apa kalau kita enggak sarapan.

Hidup Sarapan! Fak sama perut-kelaparan-sewaktu-pagi-hari. Penjajahan kalian berakhir.

Jadi aku memberanikan diriku untuk memasak sarapan. Dari semua bahan makanan dan bumbu dapur yang duduk manis didepanku, aku memilih untuk memasak telur dan garam, bahasa kerennya telur asin dadar. *nyalain kompor* *ngambil sudip kayu* *letakin diatas kompor* *kebakaran* *matiin apinya* *kabur*



Bukan Pengaruh Kamera, memang sudipnya yang merintih kesakitan makanya gambarnya agak kabur

Gagal.


Dengan sedikit keberanian yang tersiksa aku kembali nyalain kompor. Kali ini enggak kebakaran, aku sukses sampai menuang telur kedalam teflon.


Dengan awal yang begini, aku merasa percaya diri

Enggak tau kenapa hasilnya jadi begini.

Sadis

Dari sini aku tau kalau Separuh Aku, Bukan Anak KOS.