Imigran #1 - Direkam Oleh Kehidupan : 06 Minggu Mundur

on Monday, July 31, 2017
            Tiga jam sebelumnya, hujan deras mengguyur seluruh pelosok kota. Menyisakan rintik-rintik hingga di bagian terdalam kota, termasuk di bawah jembatan itu. Tiga jam sebelumnya, sosok itu tidak ada disana, terkapar lemah hampir tidak bernafas di tengah kegelapan. Perlahan-lahan kesadarannya kembali, tubuhnya bergerak dengan rentan mencoba berdiri dengan kedua kakinya, namun terjatuh di tengah usahanya. Dia memutuskan untuk duduk.

            Sosok tersebut melirik sekitarnya dengan seksama berulang kali, dengan penuh energi. Antara dirinya sangat bersemangat atau sangat ketakutan, tidak bisa dipastikan. Tatapannya berhenti di antara tumpukan beton di bagian dalam kolong jembatan. Dia berdiri lalu berlari ke arah salah satu beton yang terbesar dan bersembunyi di baliknya, beriringan dengan munculnya suara langkah kaki dari salah satu ujung kolong jembatan.

            Seseorang muncul dari sana. Dia berjalan ke posisi dimana sosok tersebut tadi berbaring. Dia menggosok-gosokkan lengannya dengan kedua telapak tangannya, lalu mengambil korek api di sakunya dan menggunakannya untuk menyalakan rokok yang ada di mulutnya. Dia kembali berjalan sambil tetap menggigil. Hanya pejalan kaki biasa, mungkin lewat hanya untuk menghindari angin agar bisa menyalakan rokoknya. Angin malam masih berhembus cukup kencang.

            Pejalan kaki tadi menghilang naik ke jalanan di samping jembatan. Sosok misterius itu keluar dari persembunyiannya. Dia berjalan ke arah pejalan kaki tadi pergi, membawanya sampai ke ujung kolong jembatan. Dia melihat kendaraan berlalu lalang di sekitar jembatan. Cahaya lampu jalan dan cahaya dari toko-toko di sekitarnya menyinari jalanan, seolah-olah cahaya kendaraan saja tidak cukup.

            Sosok tersebut berdiri terpaku, cahaya rembulan menyinari lekukan indah tubuhnya dan kulit putih halusnya, memberikan warna kepada rambut pirang coklat sebahunya dan menerangi wajah kebingungannya. Gadis itu menutupi bagian privasi atasnya dan bagian privasi bawahnya dengan masing-masing tangannya. Dia tampak tidak terlalu khawatir dengan daerah terbuka di bagian belakangnya melihat usahanya menutupi bagian depan tubuhnya tidak terlalu membuahkan hasil.

            Gadis itu mundur kembali ke dalam kegelapan, ke dalam kolong jembatan, khawatir akan kemungkinan seseorang melihatnya. Di balik beton yang terbesar, di tengah kecamuk angin malam yang ganas, dia sembunyi dari apapun ancaman yang mungkin akan menghampirinya. Tidak satupun kehangatan menemaninya, bahkan tidak dari sepasang pakaian. Dia terduduk melingkari tubuhnya, menunggu secercah harapan. Dan harapan tidak muncul sampai beberapa hari ke depan.

Upcoming: Imigran

Setelah lama vakum, aku akhirnya memutuskan untuk mulai menulis lagi. Dan kali ini, lebih serius.

Untuk para pembaca blogku (yang mungkin sudah tidak ada lagi), aku akan menulis sebuah web novel (aku tidak tahu apa sebutannya yang benar) yang sebisa mungkin akan aku kerjakan terus. Aku tahu aku telah terlalu banyak berjanji, terlebih lagi di blog ini. Tapi hei, semua orang berhak dapat kesempatan kedua kan? Meski dalam kasusku, ini kesempatan keseribu.

Jadi, mari kita nikmati web novel ini bersama-sama! Mari kita sambut dengan berbahagia, Imigran.

Sinopsis:

imigran/imi·gran/ n orang yang datang dari negara lain dan tinggal menetap di suatu negara (sumber: kbbi.web.id)

Contoh:
- Imigran Indonesia di Negeri Belanda ditawari untuk kembali ke Indonesia.
- Imigran yang datang ke dalam hidup Andri tanpa disadari menjadikannya seorang Imigran juga.

imigran/imi·gran/ n sesuatu yang datang dari sumber yang tidak diketahui dan ke dalam hidup seseorang dan mengubah hidupnya (sumber: pengalamanku)

Itulah yang Andri tulis di akhir perjalanannya.










Nantikan Chapter Perdana
I    M      I  G   R          A     N