ABIS NONTON : BLADE RUNNER 2049 (2017) BALADA DRAMA SEGAR PADA SERIAL FIKSI ILMIAH (REVIEW)

on Tuesday, September 4, 2018
Para penggemar aktor Ryan Gosling tentunya tidak akan asing bila mendengar film Blade Runner. Benar sekali, film ini adalah film terbaru Ryan Gosling di tahun 2017 setelah sebelumnya sukses membintangi film drama musikal La La Land yang meraih berbagai penghargaan. Berbeda dengan La La Land dimana Ryan Gosling berperan sebagai pameran pria utama berlatar belakang pemusik, pada film Blade Runner 2049 ini Ryan berperan sebagai pameran utama yang berlatar belakang fiksi ilmiah.

Serial Blade Runner merupakan film yang tokoh karakternya diadaptasi dari novel Do Androids Dream Of Electric Sheep buah tangan dari Philip K. Dick. Film pertama dari Blade Runner dirilis tahun 1982 dengan latar cerita di tahun 2019, lalu pada tahun 2017 dirilis film keduanya yang berlatar cerita 30 tahun setelahnya yaitu Blade Runner 2049. Akan hal ini, penonton yang baru pertama sekali menonton Blade Runner akan sedikit kebingungan dengan beberapa adegan film.

Film Blade Runner 2049 bercerita tentang K (Ryan Gosling), yang merupakan Replicants (sebutan bagi Android) jenis baru yang bekerja sebagai Blade Runner (sebutan untuk polisi yang memburu para Replicants jenis lama pemberontak). Pada awal-awal film, alur cerita masih konsisten pada judulnya yaitu Blade Runner yang memburu Replicants pemberontak. Namun ketika mulai memasuki pertengahan film, K dihadapkan dengan sebuah misteri yang cukup membingungkan hingga akhirnya berlanjut kepada bagaimana dirinya menghadapi misteri tersebut.


Twist demi twist disajikan tanpa terlihat terlalu memaksa, dikarenakan segala petunjuk telah disajikan dengan jelas dan rapi oleh sang sutradara Denis Villeneuve. Hingga akhir film, penonton terus dibuat kebingungan dan bertanya-tanya apa yang sebenarnya terjadi. Efek visual yang diperlihatkan juga tidak kalah menakjubkan. Salah satu yang paling memukau saya adalah efek Hologram pada keseluruhan film. Dalam sebuah film fiksi ilmiah efek hologram merupakan efek yang paling sering ditemui, namun terdapat perbedaan pada efek yang ditampilkan dalam Blade Runner 2049 kali ini. Penyatuan antara hologram dengan makhluk hidup yang berlangsung terus-terusan menambah keindahan dan kerumitan dalam film. Ditambah lagi efek-efek hologram tersebut muncul pada adegan-adegan yang tidak terduga dan adegan dengan gerakan yang cepat.


Di atas semua itu, yang paling saya nikmati dalam film ini adalah momen romansa yang dihadirkan. Tidak sedikit selama kurang lebih dua jam empat puluh menit Blade Runner 2039 menghadirkan adegan romansa antara K dan Joi (Ana De Armas) yang merupakan Hologram wanita pendamping dengan kecerdasan buatan. Setiap adegan terasa nyata dan sensitif, membuat saya berhenti bertanya mengapa Ryan Gosling memainkan peran ini. Kelihaian Ryan dan Ana ini membuat penonton santai dan tersenyum menikmati film ini.


Directed by Denis Villeneuve Produced by Andrew A. Kosove, Broderick Johnson, Bud Yorkin, Cynthia Yorkin Written by Hampton Fancher, Michael Green (screenplay), Hampton Fancher (story), Philip K. Dick (novel, Do Androids Dream of Electric Sheep?) Starring Ryan Gosling, Harrison Ford, Ana de Armas, Sylvia Hoeks, Robin Wright, Mackenzie Davis, Carla Juri, Lennie James, Dave Bautista, Jared Leto, David Dastmalchian, Barkhad Abdi, Hiam Abbass, Wood Harris, Edward James Olmos, Sean Young Music by Hans Zimmer, Benjamin Wallfisch Cinematography Roger Deakins Edited by Joe Walker Production company   Alcon Entertainment/Columbia Pictures/ Scott Free Productions/Torridon Films/16:14 Entertainment/Thunderbird Entertainment Running time 163 minutes Country United States Language English


HAPPY WATCHING THEN

0 comments:

Post a Comment